Rabu, 10 Maret 2010

Bupati Dukung Ecolabelling Batik Gumelem


BANJARNEGARA – Batik Gumelem masih sangat potensial untuk dikembangkan baik dari segi ekonomi, sosial maupun aspek lingkungannya. Batik Gumelem juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung sektor pariwisata, bahkan bisa dijadikan sebagai tujuan wisata. Namun beberapa hal seperti supply bahan baku yang belum kontinyu, mutunya yang bervariasi dan cenderung tidak terkontrol menjadi kendala tersendiri dalam pengembangannya.

“Batik Gumelem memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan batik-batik dari daerah lain. Untuk itu kami sangat tertarik bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam menerapkan teknologi produksi untuk UKM Batik Gumelem,” ujar Suparni Setyowati Rahayu, Ketua Program Hibah Kemitraan Batik Gumelem dari politeknik Negeri Semarang.

“Peta permasalahan yang ada di UKM Batik Gumelem masih berkisar pada kurang efisiennya produksi, seperti penggunaan bahan bakarnya belum terukur, belum adanya penangkap lilin/ malam, alat pencampur pewarna belum mekanis, tungku dan bak pelorodan tidak hemat energi dan yang paling utama adalah belum menggunakan zat warna alami. Padahal jika sudah menggunakan pewarna alami dan menyandang gelar produk ecolabelling, maka mudah bagi Batik Gumelem untuk menembus pasar global,” imbuh Suparni.

Ecolabelling menuntut bahwa setiap produk dagangan harus telah didasarkan pada kelestarian sumber daya dan ekosistem dari lingkungan hidup. Program Hibah Kemitraan ini rencananya akan dilaksanakan selama tiga tahun kedepan, dimulai pada tahun 2010 ini. “Kami akan mencoba membenahi aspek produksi, manajemen, sumber daya manusia, sarana prasarana dan finansial pengrajin Batik Gumelem. Untuk tahun pertama ini target kami menekan keluaran bukan produk dibawah 5% dari total biaya produksi, serta 30% produk batik sudah menggunakan ecolabelling,” papar Suparni, Rabu (24/2) di hadapan Bupati Banjarnegara.

Program Kemitraan yang dijalin Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Banjarnegara, UKM Batik Gumelem dan Pemkab Banjarnegara ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat nyata. “Tujuan akhirnya kami ingin melakukan penghematan biaya produksi, pemanfaatan dan pengelolaan limbah, membentuk pola pikir pengusaha batik untuk melakukan produksi seefisien mungkin, kerjasama teknologi bersih berkelanjutan dan eco efisiensi, peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan kesejahteraan pengusaha Batik Gumelem,” lanjut Suparni.

Program kemitraan serupa, menurut Suparni, pernah dilakukan untuk pengrajin batik di Kabupaten dan Kota Pekalongan, serta di Lawean, Solo. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bapak Ibu dari Politeknik Negeri Semarang, semoga program kemitraan ini bisa terlaksana dengan lancar dan sukses. Kami, selaku Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, selalu mendukung program-program yang bermanfaat bagi masyarakat luas, apalagi jika ini berkontribusi langsung untuk mengeliminir dampak global warming,” ujar Bupati Djasri. [dhy-Humas Setda]