Kamis, 31 Maret 2011

Diklat Teknis Pengelola Lingkungan Hidup Bagi Pejabat Eselon III


BANJARNEGARA-Sebanyak 60 pejabat eselon III di jajaran pemkab Banjarnegara selama dua hari (30-1 /4) mengikuti diklat teknis pengelolaan lingkungan hidup di daerah. Diklat dibuka oleh Wakil Bupati Banjarnegara Drs. Soehardjo MM di Aula Kencana Room Surya Yudha Sport Center Banjarnegara Rabu (30/3).

Diklat teknis pengelolaan lingkungan hidup di daerah bertujuan untuk meningkatkan Banjarnegara terkait dengan pengelolaan dan penilaian dampak lingkungan atas pembangunan nyang ada di daerah.

“Diklat akan menggunakan metode pembelajaran berupa ceramah, Tanya jawab, diskusi dan diakhiri dengan praktek lapangan di pabrik tapioka kebon dalem Kecamatan Bawang, sementara tenaga pengajar adalah dosen dan praktisi lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro Semarang,” kata Project Implementing Unit (PIU) SCBD Banjarnegara yang dibacakan Kabid Sosbud pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sila Satriana.

Dalam sambutannya Wabup Soehardjo mengatakan saat ini meski telah tersedia peraturan dan perundangan yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup, baku mutu limbah dan pencemaran, larangan praktik pembalakan liar dan larangan melakukan konversi pada hutan lindung namun belum banyak hal bisa diungkap yaitu belum adanya upaya yang sistematis untuk mengembangkan program dan kebijakan perbaikan praktik pengelolaan lingkungan di daerah secara berkelanjutan.

“Masih banyak kendala bagi pemkab untuk merumuskan satu kebijakan dan program perbaikan praktik pengelolaan lingkungan di daerah secara berkelanjutan , hal tersebut antara lain disebabkan terlalu luasnya dimensi yang harus dikelola sehingga banyak komponen lingkungan yang harus diintervensi untuk memperbaikinya sehingga sulit menentukan entry point mana yang harus diprioritaskan,” kata Soehardjo ***(anhar)

Menunggu Kejayaan kembali Budidaya Mina Padi di Purwanegara


BANJARNEGARA-Pada tahun 1993 lalu Desa Mertasari Kecamatan Purwanegara pernah berjaya dengan menjuarai lomba budidaya mina padi , saat itu Banjarnegara melalui Desa Mertasari berhasil menjuarai lomba budidaya mina padi tingkat nasional dan mendapatkan penghargaan dari Presiden. Namun setelah itu pertanian dengan model minapadi mulai luntur dan berkurang peminatnya.

“Sudah waktunya kita kembalikan kejayaan Banjarnegara di bidang pertanian, hari ini kita mencoba mencanangkan kembali budaya pertanian dengan pola mina padi,” kata Komisi B DPRD Kusnadi Rudiantomo saat memberikan sambutan di hadapan 200 petani dan petugas penyuluh pertanian pada acara temu lapang minapadi dan padi inpari di lahan kontak tani blok brengkok Desa Merden Kecamatan Purwanegara berkenaan kamis (17/3) .

Sebagai upaya dalam mendukung berkembangnya kembali budidaya di Banjarnegara khususnya di Purwanegara belum lama ini Balai penyuluh Pertanian (BPP) bekerjasama dengan PT. Syngenta mengadakan lomba budidaya mina padi, tujuannya agar petani kembali berantusias untuk kembali mengembangkan pertanian dengan pola mina padi.

“ Lomba ini diharapkan akan kembali menggairahkan pertanian dengan pola mina padi yang pernah berjaya pada pada tahun 90, sedangkan temu lapang ini juga sekaligus mengenalkan padi Inpari 13 yang cocok dengan kondisi tanah serta sebagai pendukung budi daya Mina padi” tambah Kusnadi.

Sementara ketua BPP Supono mengatakan untuk menggerakan kembali pengembangan mina padi masih perlu disosialisasikan gerakan mina padi pada semua masyarakat tani sehingga para petani mengetahui manfaat atau keuntungan usaha mina padi.

“Untuk mengenalkan pengembangan mina padi masih perlu pengenalan varietas padi baru dalam rangka introduksi varietas untuk menunjang program peningkatan produksi padi, untuk meningkatkan pengetahuan dan antisiapsi terhadap hama wereng secara sporadis juga perlu dikenalkan secara intensif pestisida hama wereng yang efektif,” kata Supono

Lebih lanjut Supono mengatakan temu lapang mina padi dan padi inpari adalah untuk mengenalkan perhitungan usaha tani dengan budidaya minapadi sehingga menunjang program pengembangan minapadi, serta menvisualisasikan padi jenis baru Inpari.

“Dari temu lapang ini diharapkan ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penggunanan pestisida virtako, Score dan Alika kepada para petani sebagai salah satu upaya peningkatan keberhasilan pengembangan budidaya minapadi,” tambah Supono.

Dari temu lapang ini diharapkan petani bisa memanfaatkan tanah seefisien mungkin untuk menambah pendapatan petani dengan menggunakan mina padi yaitu padi dan ikan pada satu petak sawah yang sama.

“Kami berharap adanya perubahan perilaku petani secara positif dalam menaggapi program peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, perikanan di Kabupaten Banjarnegara,”lanjut Supono.

Saat ini ada 12 kelompok tani di Kecamatan Purwanegara yang diupayakan untuk membudidayakan mina padi . BPP purwanegara bekerjasama dengan PT. Syngenta akan terus mengupayakan program tersebut, salah satunya dengan mengenalkan berbagai produk obat untuk mengurangi hama yang akan mengganggu produksi hasil budi daya budi daya mina padi di Banjarnegara

“Kami sudah berkomitmen dengan Dinas pertanian, dan DPRD Banjarnegara untuk mendukung pengembangan kembali budi daya mina padi yang pernah berjaya di Purwanegara pada tahun 1993 ,” kata Agronomist PT. Syngenta Agus Sumantoro.***(anhar)